Aspek Orientasi Pada Pelayanan (TKP)
PNS sudah tentu harus siap dengan pekerjaan yang bersifat pelayanan. Hal itu merupakan suatu bentuk pengabdian bagi negara karena melayani masyarakat. Aspek orientasi pada pelayanan yang diujikan di tes TKP CPNS, bertujuan untuk mengukur kesiapan dan kesigapan pada tugas pelayanan yang diberikan. Seseorang yang berorientasi pada pelayanan akan terindikasi dari:
- selalu mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi;
- senang melayani terutama untuk kepentingan orang banyak.
TIPS:
- Biasakan untuk tidak menunda-nunda pekerjaan.
- Melatih diri untuk disiplin.
- Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan skala prioritas.
- Mempergunakan waktu secara optimal, terutama saat jam kerja.
- Manfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang positif dan produktif.
Contoh
- Saat bertugas di bagian pelayanan, Saya ditempatkan di loket pengaduan konsumen yang terletak di lantai satu. Suatu hari datang konsumen yang merupakan difabel, meminta tolong untuk dibantu dalam proses kepengurusan administrasi tempat letak loket kepengurusan tersebut berada di lantai dua. Sikap Saya adalah ...
- Mengarahkan konsumen ke loket lainnya, dengan melihat bahwa penjaga loket yang merupakan rekan Saya waktunya lebih luang.
- Mengarahkan konsumen ke satpam karena satpam lebih mudah dimintai bantuan.
- Mengarahkan konsumen ke loket yang seharusnya, yaitu loket administrasi yang berada di lantai dua. Semua itu sudah sesuai dengan aturan yang diberlakukan.
- Memberi saran ke konsumen bahwa sebaiknya dia membawa rekan atau saudara yang bisa membantu keperluannya karena perlu diingat bahwa dia difabel.
- Mencari rekan pengganti untuk loket yang saya jaga, kemudian membantu konsumen untuk kepengurusan administrasi menuju lantai dua.
Pembahasan:
Saat bertugas di bagian pelayanan, Saya ditempatkan di loket pengaduan konsumen yang terletak di lantai satu. Suatu hari datang konsumen yang merupakan difabel, meminta tolong untuk dibantu dalam proses kepengurusan administrasi tempat letak loket kepengurusan tersebut berada di lantai dua. Sikap Saya adalah ...
- Mengarahkan
konsumen
ke
loket
lainnya,
dengan
melihat
bahwa
penjaga
loket
yang
merupakan
rekan
Saya
waktunya
lebih
luang.
Skor 4:
Mengarahkan ke pegawai lain yang lebih fleksibel boleh-boleh saja, namun apabila Anda mampu menyelesaikan sendiri tentunya lebih baik. - Mengarahkan
konsumen
ke
satpam
karena
satpam
lebih
mudah
dimintai
bantuan.
Skor 3:
Mengarahkan ke pegawai lain yang lebih fleksibel tetap harus memperhatikan bahwa pegawai tersebut tidak menjadi terganggu tugas utamanya. - Mengarahkan
konsumen
ke
loket
yang
seharusnya,
yaitu
loket
administrasi
yang
berada
di
lantai
dua.
Semua
itu
sudah
sesuai
dengan
aturan
yang
diberlakukan.
Skor 2:
Mengarahkan sesuai aturan memang baik; namun tidak ada salahnya jika mengusahakan pelayanan yang terbaik dengan memberikan kemudahan akses bagi konsumen. - Memberi
saran
ke
konsumen
bahwa sebaiknya
dia
membawa
rekan
atau
saudara
yang
bisa
membantu
keperluannya
karena
perlu
diingat
bahwa
dia
difabel.
Skor 1:
Tindakan yang kurang tepat karena berpotensi menyinggung perasaan orang lain don menunjukkan sikap yang tidak berorientasi pada pelayanan. - Mencari
rekan
pengganti
untuk
loket
yang
saya
jaga,
kemudian
membantu
konsumen
untuk
kepengurusan
administrasi
menuju
lantai
dua.
Skor 5:
Tindakan paling tepat karena berorientasi pada pelayanan dengan tidak membedakan golongan konsumen.
- Dalam suatu pelatihan kepegawaian yang Saya ikuti, ada gerakan 3S, yaitu Senyum, Sapa, dan Salam yang harus diterapkan di seluruh bagian instansi. Saat ini, Saya ditempatkan di bagian front office yang merupakan bagian terdepan di instansi tempat Saya bekerja. Sikap saya setelah pelatihan kepegawaian tersebut adalah ...
- Melakukan seperti yang saya lakukan setiap hari karena khawatir gerakan 3S akan tampak seperti suatu hal yang aneh bagi orang lain.
- Saya akan mulai gerakan 3S hanya jika Saya sudah siap.
- Cukup dengan memasang poster yang bertuliskan gerakan 3S dan artinya, itu sudah membuat semua orang memahami bahwa Saya sudah melakukan anjuran pelatihan tersebut.
- Menerapkan gerakan 3S seperti yang diajarkan di pelatihan.
- Menerapkan gerakan 3S seperti yang diajarkan di pelatihan hanya pada saat awal bekerja saja biar seragam dengan bagian lainnya.
Pembahasan:
Dalam suatu pelatihan kepegawaian yang Saya ikuti, ada gerakan 3S, yaitu Senyum, Sapa, dan Salam yang harus diterapkan di seluruh bagian instansi. Saat ini, Saya ditempatkan di bagian front office yang merupakan bagian terdepan di instansi tempat Saya bekerja. Sikap saya setelah pelatihan kepegawaian tersebut adalah ....
- Melakukan
seperti
yang
saya
lakukan
setiap
hari
karena
khawatir
gerakan
3S
akan
tampak
seperti
suatu
hal yang
aneh
bagi
orang
lain.
Skor 1:
Perlu keberanian, percaya diri dan cepat beradaptasi untuk menerapkan gerakan 3S. - Saya
akan
mulai
gerakan
3S
hanya
jika Saya
sudah
siap.
Skor 2:
Perlu kesiapan diri dalam waktu yang cepat untuk menerapkan 3S segera mungkin. - Cukup
dengan
memasang
poster
yang
bertuliskan
gerakan
3S
dan
artinya,
itu
sudah
membuat
semua
orang
memahami
bahwa
Saya
sudah
melakukan
anjuran
pelatihan
tersebut.
Skor 3:
Gerakan 3S akan lebih baik jika diterapkan bukan sekadar slogan. - Menerapkan
gerakan
3S seperti
yang
diajarkan
di pelatihan.
Skor 5:
Tindakan yang paling tepat, gerakan 3S diterapkan untuk mengoptimalkan pelayanan. - Menerapkan
gerakan
3S seperti
yang
diajarkan
di pelatihan
hanya
pada
saat
awal
bekerja
saja
biar
seragam
dengan
bagian
lainnya.
Skor 4:
Menerapkan gerakan 3S pada saat awal bekerja sudah baik, namun akan lebih baik jika berlanjut di setiap pekerjaan don di seluruh bagian.