Jika panjang rusuk tegak limas P.ABC adalah a, b, c dan tinggi t maka limas P.KLM memiliki panjang rusuk tegak ½ a, ½ b, ½ c, dan tinggi ½ t
Perbandingan volume limas P.KLM dengan limas terpancung ABC KLM adalah:
Berikut merupakan persamaan reaksi pembentukan gas SO3:
SO2(g) + O2(g) → SO3(g)
Jika gas oksigen yang digunakan sebanyak 12 L, maka volume gas SO3 yang dihasilkan adalah....
Persamaan reaksi setara untuk penguraian gas SO3 adalah sebagai berikut:
2SO2 (g) + O2 (g) → 2SO3 (g)
Menurut hukum Gay Lussac, perbandingan volume spesi dalam reaksi fase gas sebanding dengan koefisien spesi tersebut.
Jika volume gas O2 = 12 L, maka:
Reaksi pembentukan oksida logam MxOy adalah sebagai berikut:
M + O2 → MxOy
0,5 mol 0,625 mol 0,25 mol
Perbandingan mol ≈ perbandingan koefisien. Perbandingan mol spesi tersebut adalah 4 : 5 : 2. Sehingga perbandingan koefisien spesi tersebut juga 4 : 5 : 2.
4M + 5O2 → 2MxOy
Untuk menentukan nilai x dan y, dilihat dari jumlah atom – atom.
Jumlah atom kiri harus sama dengan jumlah atom kanan.
Atom M kiri = atom M kanan
4 = 2x
x = 2
Atom O kiri = atom O kanan
10 = 2y
Y = 5
Sehingga rumus oksida tersebut adalah M2O5.
Perhatikan reaksi pembentukan amonia berikut:
N2(g) + H2(g) ⇌ NH3(g)
Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi tersebut secara berurutan adalah....
Berdasarkan Hukum Gay Lussac, pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas – gas yang terlibat dalam reaksi sebanding dengan koefisien dalam reaksi tersebut.
Reaksi pembentukan amonia setelah setara adalah sebagai berikut:
N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
Sehingga perbandingan volume gas N2, H2 dan NH3 berturut – turut adalah 1 : 3 : 2.
Untuk mencari kelimpahan persen isotop di alam, maka dapat dimisalkan persen kelimpahan masing-masing isotopnya :
Kelimpahan isotop Cl35 = a %
Kelimpahan isotop Cl37 = (100 – a) %
sehingga :
Isotop Cl35 = 75%
Isotop Cl37 = 100 – 75% = 25%
Reaksi pembentukan Titanium (IV) florida berlangsung sebagai berikut:
3 TiO2 (s) + BrF3 (l) → 3 TiF4 (s) + Br2 (l) + O2 (g)
Bila 3.2 gram cuplikan yang mengandung TiO2 menghasilkan 0.64 gram O2, maka persentase massa TiO2 dalam cuplikan tersebut adalah…. (Ar. Ti : 48, O : 16, F : 19, Br : 80)
Reaksi di atas belum setara, maka disetarakan terlebih dahulu:
3 TiO2 (s) + 4 BrF3 (l) → 3 TiF4 (s) + 2 Br2 (l) + 3 O2 (g)
mol O2 = massa/Mr = 0,64/32 = 0,02 gram
Karena koefisien O2 dan koefisien TiO2 sama, maka mol TiO2 sama dengan mol O2 yaitu 0.02 mol
maka massa TiO2= mol x Mr =0,02 x 80 = 1,6 gram
% TiO2 dalam cuplikan = 1,6/3,2 x 100% = 50%
Menurut hukum Avogadro, pada P dan T yang sama, gas-gas yang mempunyai volume sama akan memiliki jumlah molekul yang sama, sehingga:
Mr X = 64
Gas SO2 memiliki Mr sebesar 64. Sehingga pernyataan pertama dan kedua adalah benar dan kedua pernyataan tersebut saling berkaitan.
Dalam setiap 100 gram urea (CO(NH2)2) terdapat 42 gram nitrogen. Persentase kemurnian dari pupuk urea tersebut adalah....
(diketahui Ar N = 14, C = 12, O = 16, H = 1)
Mr CO(NH2)2 = Ar C + Ar O + 2xAr N + (4xAr H)
Mr CO(NH2)2 = 12 + 16 + 2x14 + (4x1)
Mr CO(NH2)2 = 60
Suatu cuplikan yang mengandung pirit (FeS) seberat 88 gram bereaksi dengan HCl sehingga menghasilkan FeCl2 dan gas H2S. Jika dihasilkan produk berupa 15 L H2S yang diukur pada saat 2,5 L gas Nitrogen bermassa 3,5 gram, maka persentase massa FeS pada cuplikan tersebut adalah....
(Ar Fe = 56, Cl = 35,5, H = 1, S = 32, N = 14)
FeS + 2HCl → FeCl2 H2S
Jumlah gas H2S yang dihasilkan dari reaksi diukur pada keadaan gas Nitrogen → Hukum Avogadro
Karena koefisien FeS = koefisien H2S, maka mol FeS = mol H2S. Sehingga :
nH2S = nFeS = 0,75 mol
massa FeS = (0,75 mol x 88 gram/mol)
massa FeS = 66 gram