Kemampuan Berbahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar merujuk pada Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Ejaan adalah keseluruhan peraturan yang menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan cara interelasi antara lambang-lambang itu dalam suatu bahasa.
A. Penulisan Huruf
- Penulisan huruf kapital (huruf besar)
- Awal
kalimat
Contoh:
Bus itu melaju dengan cepat. - Awal
petikan
langsung
Petikan langsung ditandai dengan (" ... ")
Contoh:
Ibu berkata, "Ayo bangun, matahari sudah tinggi." - Dalam
ungkapan
yang
berhubungan
dengan
hal keagamaan
Ungkapan
yang
berhubungan
dalam
hal keagaamaan
berupa: nama
Tuhan,
termasuk
kata
ganti
untuk
Tuhan,
dan
kitab
suci,
Contoh:
Allah, Maha Kuasa, Al-Qur'an, Alkitab, Islam, Hindu, Hanya kepada-Mu kami memohon. - Unsur
nama
orang
Contoh:Gunawan Wibisono - Unsur
singkatan
nama
orang,
gelar,
dan sapaan
Untuk menulis singkatan selalu diikuti oleh tanda titik.
Contoh:
Dr. Purwa Hastuti, Ny. Martha, Prof. Gunawan, Lutfi, S.Pd. - Nama
gelar
kehormatan,
keagamaan,
dan keturunan
yang
diikuti
nama
orang
Contoh:
Haji Zulkarnaen, Sultan Syahrir - Unsur
nama
jabatan
dan
pangkat
yang
diikuti
nama orang,
nama
instansi
dan nama
tempat.
Contoh:
Kepala Dinas Pertanian, Presiden Joko Widodo, Kolonel Panjaitan
Bedakan
dengan
penulisan
berikut. - Nama
bangsa,
suku
bangsa,
dan
bahasa
Contoh:
bahasa Jawa, suku Baduy, bangsa Indonesia
Bedakan
dengan
penulisan
berikut. - Nama
tahun,
bulan,
hari,
hari
raya,
dan peristiwa
sejarah
Contoh:
hari Senin, bulan Juli, tahun Hijriah, hari Natal, Proklamasi, Perang Dunia I - Nama
geografi
Contoh:
Jalan Wisnu, Selat Sunda - Unsur
nama
negara,
lambang
pemerintahan,
serta
nama
dokumen
resmi
Contoh:Pengadilan Tinggi, Kementerian Hukum dan HAM, Piagam Jakarta - Setiap
unsur
bentuk
ulang
sempurna
yang
dipakai
sebagai
nama
badan,
lembaga pemerintah,
dokumen
resmi
Contoh:
Undang-Undang Dasar 1945 - Semua
kata
di
dalam
nama
buku,
majalah,
surat
kabar,
dan
judul
karangan,
kecuali
kata
tugas
Kata tugas adalah kata partikel seperti: di, ke, dari, untuk, dan yang.
Kata tugas tidak terletak pada posisi awal kalimat.
Contoh:
Pendidikan Karakter, karangan Gunawan, Wibisono - Kata
penunjuk
hubungan
kekerabatan
yang
dipakai
sebagai
sapaan
dan
pengacuan
Kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, adik, saudara, kakak, dan paman.
Contoh:
Kapan Paman datang?
Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Bedakan
dengan
penulisan
berikut
ini. - Penulisan huruf miring
- Penulisan
nama
buku,
majalah,
dan
surat
kabar
yang
dikutip
dalam
tulisan
Contoh:
Majalah Cakrawala selalu memuat berita terbaru. - Penegasan
atau
pengkhususan
huruf,
bagian
kata,
kata,
atau
kelompok
kata
Contoh:
Jalan ini adalah saksi pertempuran arek-arek Surabaya. - Penulisan
kata
nama
ilmiah
atau
ungkapan
asing
yang
belum disesuaikan
ejaannya.
Contoh:
Oriza Satifa
Rapat kali ini dilaksanakan di youth centre.
Huruf
kapital
dipakai
sebagai
huruf
pertama
pada:
Siapakah presiden pertama kita?
Wakil Kepala Dinas Pertanian Samanhudi naik jabatan menjadi kepala dinas pertanian.
mengindonesiakan kata-kata asing
Kita wajib menghormati bapak dan ibu kita.
Huruf
miring
dipakai
pada:
B. Pemakaian Tanda Baca
- Tanda titik (.)
- Akhir
kalimat
yang
bukan
pernyataan
seruan.
Contoh:
lbu pergi ke pasar. - Akhir
singkatan
nama
orang.
Contoh:
M. Lufti Ade - Akhir
singkatan
gelar,
jabatan,
pangkat,
dan
sapaan.
Contoh:
Elisa, S.E. - Akhir
singkatan
kata
atau
ungkapan
yang
sudah
sangat
umum.
Contoh:
dan sebagainya disingkat menjadi dsb.
Catatan:
- Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Misal: Sekjen
- Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
- Akhir
angka
atau
huruf
dalam
suatu
bagan,
ikhtisar,
atau
daftar.
Contoh:
1.1. Tes Penalaran Verbal
1.1.1. Sinonim
1.1.2. Antonim
1.1.3. Analogi - Untuk
memisahkan
angka,
jam,
menit,
dan
detik
yang
menunjukkan
waktu
atau
jangka
waktu.
Contoh:
pukul 15.03.10 - Untuk
memisahkan
angka
ribuan,
jutaan,
dan
seterusnya
yang
menyatakan
jumlah.
Contoh:
Buku yang baru saja dibeli berisikan 1.350 lembar.
Catatan: - Antara
nama
penulis,
judul
karangan
yang
tidak
berakhir
dengan
tanda
tanya,
tanda
seru,
dan
tempat
terbit
dalam
daftar
pustaka.
Contoh:
Wibisono, Gunawan. 2016.
Pendidikan Karakter.
Jakarta: Pelita.
Catatan:
Tanda
baca
titik
tidak
digunakan
pada
akhir
judul
yang
merupakan
kepala
karangan,
kepala
ilustrasi,
tabel,
di
belakang
alat
pengirim,
dan
tanggal
surat
atau
penerima
surat.
- Tanda koma (,)
- Antara
unsur-unsur
suatu
perinci
atau
pembilangan.
Contoh:
Latika membawa tas, tempat minum, dan payung. - Untuk
memisahkan
kalimat
setara
yang
satu
dari
kalimat
setara
berikutnyayang
didahului
oleh
kata
seperti,
tetapi,
atau
melainkan.
Contoh:
Saya tidak pernah menyesal sekolah di desa, tetapi saya ingin merasakan gemerlapnya kota. - Di
belakang
kata
atau
ungkapan
penghubung
antarkalimat
yang
terdapat
pada
awal
kalimat.
Termasuk
di
dalamnya:
oleh
karena
itu,
jadi,
lagi
pula,
meskipun
begitu.
Contoh:
Lagi pula, tidak ada model sepatu yang cocok untuk dikenakannya. - Untuk
memisahkan
anak
kalimat
dari
induk
kalimat
apabila
anak
kalimat
tersebut
mendahului
induk
kalimatnya.
Contoh:
Jika jalan macet, saya terlambat sampai kantor.
Jika jalan macet = Anak kalimat
saya terlambat sampai kantor = induk kalimat
Catatan:
Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimatnya. - Untuk
memisahkan
kata
seru,
seperti
o, ya, wah,
aduh,
dan
kasihan
dari
kata
yang
lain.
Contoh:
Wah, mewah sekali! - Untuk
memisahkan
bagian
nama
yang
dibalik
susunannya
dalam
penulisan
daftar
pustaka.
Contoh:
Wibisono, Gunawan. 2016.
Pendidikan Karakter.
Jakarta: Pelita. - Di antara
nama
orang
dan
gelar
akademik
yang
mengikutinya, untuk
membedakan
dari singkatan
nama
keluarga
atau
marga.
Contoh:
Lukito Edi, S.S. - Digunakan
di depan
angka
persepuluhan
dan
di antara
rupiah
dan
sen dalam
bilangan.
Contoh:
35,20 cm - Untuk
memisahkan
petikan
langsung
dari
bagian
lain dalam
kalimat.
Contoh:
Kata Lisa, "Ayo berangkat!"
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu. - Digunakan
untuk
mengapit
keterangan
tambahan
dan
keterangan
aposisi.
Contoh:
Guru Geografi, Pak Lukito, termasuk populer di sekolah ini. - Di antara
nama
dan
alamat,
bagian-bagian
alamat,
tempat
dan
tanggal,
nama
tempat
dan
wilayah
atau
negeri
yang
ditulis
berurutan.
Contoh:
Yogyakarta, 1 Januari 2016. - Tanda titik dua (:)
- Akhir
suatu
pernyataan
lengkap
bila
diikuti
rangkaian
atau
perincian.
Contoh:
Bahan roti bolu kukus seperti: tepung terigu, mentega, dan telur.
Catatan:
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perincian merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. - Digunakan
sesudah
ungkapan
atau
kata
yang
memerlukan
pemerian.
Contoh:
Ketua : Rajiman
Wakil : Widodo - Digunakan
dalam
teks
drama
sesudah
katayang
menunjukkan
pelaku
dalam
percakapan.
Contoh:
Galuh :"Wen, maafkan aku,"
Wenda: "Pergi dari sini!" - Di antara
jilid
atau
nomor
dan
halaman,
di antara
bab
dan
ayat
dalam
kitab
suci,
atau
di antara
judul
dan
anak
judul
suatu
karangan.
Contoh:
Surat Al-Baqarah : 24 - Tanda tanya (?)
- Tanda seru (!)
- Tanda hubung (-)
- Untuk
menyambung
unsurĀunsur
kata
ulang.
Contoh:
undang-undang - Untuk
menyambung
huruf
kata
yang
dieja
satu
per
satu
dan
bagian-bagian
tanggal.
Contoh:
i-l-u-s-i
29-07-1994 - Untuk
merangkaikan
(se-)
dengan
kata
berikutnya
yang
dimulai
dengan
huruf
kapital.
Contoh:
se-Indonesia - Untuk
merangkaikan
(ke-)
dengan
angka.
Contoh:
putra ke-2 - Untuk
merangkaikan
angka
dengan
akhiran
(-an).
Contoh:
gaya 90-an - Untuk
merangkaikan
singkatan
huruf
kapital
dengan
imbuhan
atau
kata.
Contoh:
SIM-nya - Digunakan
untuk
merangkaikan
unsur
bahasa
Indonesia
dengan
unsur
bahasa
asing.
Contoh:
di-charge
Tanda
titik
digunakan
pada:
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah, seperti tahun dan nomor telepon.
Tanda
koma
digunakan
pada:
Tanda
titik
dua
digunakan
pada:
Tanda
tanya
digunakan
pada
akhir
kalimat
tanya. Contoh:
Kapan nikah?
Tanda
seru
digunakan
sesudah
ungkapan
atau
pernyataan
yang
berupa
seruan
atau
perintah,
atau
yang
menggambarkan
kesungguhan,
ketidakpercayaan,
atau
rasa
emosi
yang
kuat. Contoh:
Semangat!
Tanda
hubung
digunakan
pada:
C. Penulisan Kata
- Kata depan
- Kata sandang si dan sang
- Kata ganti/klitik ku, kau, mu, dan nya
- Partikel
- Partikel
lah,
kah,
dan
tah
ditulis
serangkai
dengan
kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Apakah ayahmu baik-baik saja? - Partikel
pun
ditulis terpisah
dari
kata yang mendahuluinya
Contoh:
apa pun
Catatan:
Berikut adalah kelompok kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai.
adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun. - Partikel
per
ditulis terpisah
jika
berarti
mulai, demi, dan setiap.
Contoh:
Harga bensin saat ini naik per liternya.
Harga bensin naik per 1 Januari 2016.
Bedakan dengan penulisan berikut.
Satu demi satu pergi meninggalkan induknya.
Kata depan
di,
ke,
dari
ditulis
terpisah
dari kata
yang
mengikuti,
kecuali
di
dalam
gabungan
kata
yang
sudah
dianggap
sebagai
satu
kata
seperti
kepada
dan
daripada.Contoh:
di sungai, ke Jakarta, dari Mekkah
Kata
sandang
si
dan
sang
ditulis
terpisah
dari kata yang
mengikutinya. Contoh:
sang kancil, si manis
Klitik
ku,
kau,
mu,
dan
nya
ditulis serangkai. Contoh:
dihadapannya