Kehidupan Politik Nasional dan Daerah Setelah Kemerdekaan (Sejarah Nasional Indonesia)
Indonesia mengalami berbagai situasi sebagai dampakdari keadaan politik nasional sejak diakuinya kedaulatan RI tanggal 27 Desember 1949 sampai tahun 1960. Beberapa hal yang menjadi persoalan adalah
- Hubungan pemerintah pusat dan daerah kurang harmonis
- Di Padang,
Sumatra
Barat
Berdiri : Dewan Banteng
Pimpinan : Letnan Kolonel Achmad Husein - Di Medan,
Sumatra
Utara
Berdiri : Dewan Gajah
Pimpinan : Kolonel Simbolon - Di Sumatra
Selatan
Berdiri : Dewan Garuda
Pimpinan : Kolonel Barlian - Di Manado,
Sulawesi
Utara
Berdiri : Dewan Manguni
Pimpinan : Kolonel Ventje Samual - Persaingan ideologi
- Partai-partai politik terpecah-pecah dalam berbagai ideologi yang sukar dipertemukan, dan
- hanya mementingkan golongannya sendiri.
- Kabinet
Natsir
Masa kerja: 6 September 1950-20 Maret 1951. - Kabinet
Sukirman
Masa kerja: 26 April 1951- Februari 1952. - Kabinet
Wilopo
Masa kerja: April 1952- 2 Juni 1953. - Kabinet
Ali Sastroamidjoyo
I
Masa kerja: 31 Juli 1953 - 24 Juli 1955.
Hal ini disebabkan
oleh
masalah otonomi
serta
perimbangan
keuangan
antara
pusat
dan
daerah.
Akhir
tahun
1956
beberapa
panglima
militer
di berbagai
daerah
membentuk
dewan-dewan
yang
ingin
memisahkan
diri dari
pemerintah
pusat,
antara
lain:
Sejak
tahun
1950
persaingan
antara
kelompok
Islam
dan
kelompok
nasionalis
mulai
terlihat. Ciri-ciri: